tintaindependen.com Tangerang —Bertempat di kediaman bapak sanwani di kp cengkok RT 05 02 desa Sentul Balaraja, kelompok tani cengkok sejahtera adakan giat musyawarah dalam upaya swasembada pangan di desa yang bertajuk pada ketahanan pangan di daerah.
Koordinator kelompok tani cengkok sejahtera dan juga sebagai ketua BPD desa Sentul Apendi spd mengatakan upaya untuk mencapai swasembada pangan memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, termasuk melalui pertanian keluarga, Indonesia dapat mencapai target swasembada pangan yang lebih cepat dan berkelanjutan. “Penting bagi kita untuk melihat bahwa pertanian keluarga tidak hanya menjadi bagian dari upaya pencapaian swasembada pangan, tetapi juga sebagai wadah pemberdayaan masyarakat, di mana petani lokal dapat meningkatkan hasil pertanian mereka secara mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu langkah yang menjadi fokus pemerintah adalah pengembangan diversifikasi pangan lokal. Indonesia, dengan kekayaan alamnya, memiliki potensi besar dalam menghasilkan berbagai jenis pangan yang dapat dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Salah satu contoh yang disebutkan oleh Apendi adalah sayuran atau palawija. Potensi palawija sebagai sumber pangan lokal sangat besar, serta kemampuannya untuk tumbuh di berbagai daerah di Indonesia.
Pentingnya diversifikasi pangan lokal juga terkait dengan upaya pemerintah dalam mendukung program makan siang sehat bagi anak-anak sekolah. Dalam rencana ke depan, pemerintah akan mendorong penggunaan produk pangan lokal, seperti sayuran untuk menu makan siang sekolah. Ini tidak hanya akan meningkatkan konsumsi pangan lokal yang bergizi, tetapi juga membuka pasar baru bagi produk-produk pertanian lokal, sehingga meningkatkan pendapatan petani..
Apendi juga menekankan bahwa untuk mewujudkan tujuan swasembada pangan, pemerintah akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mendorong transformasi pertanian keluarga. Program-program seperti pelatihan petani untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pertanian, serta dukungan finansial untuk memperbaiki infrastruktur pertanian, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di tingkat keluarga.
Pencapaian swasembada pangan tidak hanya bergantung pada sektor pertanian yang besar, tetapi juga pada keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk petani keluarga yang memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan langkah-langkah konkret yang diambil, seperti diversifikasi pangan lokal dan pengembangan pertanian keluarga, Indonesia dapat bergerak maju menuju pencapaian swasembada pangan yang lebih merata, adil, dan berkelanjutan tegas Apendi.
Kegiatan yang berlangsung pada 17 Januar 2025 yang berlokasi di kediaman bp.sanwani di kp cengkok RT 05 02 desa Sentul Balaraja ini menjadi awal yang baik dalam perubahan kp.cengkok ini untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih kuat dan mandiri. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bersinergi, bekerja sama dalam upaya mencapai swasembada pangan yang bukan hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi .
Sementara itu ketua RT 05 02 Lely Dimyati, mengatakan Dengan terbentuknya kelompok tani di kampung cengkok ini saya sangat bersyukur dan saya berharap apa yang telah menjadi program baik ini bisa berjalan dengan penuh semangat dan tanggung jawab, karena dengan adanya dan terciptanya swasembada pangan di kampung ini bisa membantu atau meringankan beban hidup yang saat ini banyak pengangguran karena pabrik banyak yang hengkang dari daerah ini, mudah mudahan dengan adanya swasembada pangan ini dan terbentuk nya kelompok tani ini minimal bisa memberdayakan warga yang tidak bekerja untuk ikut kegiatan bercocok tanam , dan saya berharap dukungan dari semua pihak, baik itu pihak swasta atau pihak yang punya lahan kosong dan yang paling penting dari pemerintah yaitu pemdes karena ini juga merupakan program presiden untuk adanya swasembada pangan di Indonesia apalagi ada anggaran dari dana desa sebesar 20% untuk ketahanan pangan dari anggaran dana desa yang ada, terang Lely.